Listrik Tenaga Gravitasi Hebohkan Pamekasan
*
Selasa, 3 Februari 2009 | 22:50 WIB
*PAMEKASAN*, SELASA—Setelah pembangkit listrik Jodhipati buatan Djoko
Suprapto, kini giliran pembangkit listrik tenaga gravitasi yang kini mulai
membuat heboh. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan, Madura, Jawa Timur,
bahkan memastikan akan membantu pengurusan paten penemuan energi listrik
tenaga gravitasi oleh Djoko Pasiro (40) warga Kampung Pongkoran, Kelurahan
Gladak Anyar, Kecamatan Kota, Pamekasan itu.
"Kami akan membantu mengurus semua kelengkapan administrasinya untuk
mendapatkan hak paten atas temuan Pak Djoko ini," kata Staf Ahli Bidang
Kemasyarakatan dan Sumberdaya Manusia Pemkab, Drs. Abd Razak Bahman, Selasa
(3/2).
Bahkan, kata mantan Kabag Kesra itu, Pemkab juga akan menyediakan dana
khusus dari APBD. Sebab penemuan energi listrik tenaga gravitasi Djoko
Pasiro tersebut juga merupakan aset bagi pemerintah daerah dan warga Madura
pada umumnya.
"Kalau dimanfaatkan secara optimal dengan modal yang cukup, saya yakin di
Madura, khususnya di Pamekasan tidak akan pernah kekurangan energi listrik,"
katanya.
Dalam penemuannya, Djoko mengandalkan gravitasi bumi untuk menghasilkan
energi listrik. Energi listrik tersebut murni berasal dari kekuatan alam dan
tidak ada bahan bakar minyak (BBM) yang digunakan untuk menggerakkan mekanik
penarik dinamo generator.
Menurut Abd Razak Bahman, temuan Djoko Pasiro tersebut, memang murni
merupakan temuan teknologi canggih, bukan rekayasa sebagaimana pernah
terjadi di daerah lain. Hal itu setelah Pemkab dan Bupati Pamekasan meninjau
langsung ke rumah Djoko Pasiro, Senin (2/2).
"Dari hasil kunjungan itulah bupati lalu memerintahkan kami untuk
menguruskan hak paten hasil kekayaan intelektual Pak Siro ini. Sekaligus
dengan dananya. Sebab dia sendiri merasa kesulitan untuk mengurusnya,"
katanya.
Temuan energi listrik tenaga gravitasi yang spektakuler warga Kelurahan
Gladak Anyar itu, kini sudah dimanfaatkan penerangan kebutuhan listrik di
rumahnya dan tetangga sekitar Djoko Pasiro di Kampung Patemun. Terkait
penemuannya itu, Djoko menyatakan kesiapannya diuji secara ilmiah.
Bahkan warga yang kesehariannya bekerja sebagai tukang servis elektronik itu
juga mengaku pernah mempresentasikan penemuannya itu di Yogyakarta di sebuah
lembaga penelitian teknologi. Bahkan ketika itu temuan Djoko tersebut sudah
ditawar Rp5 miliar, tapi lulusan Sekolah Teknik Mesin (STM) Pamekasan itu
menolak dengan alasan ingin mengembangkannya di Madura.
"Dengan uang sejumlah itu saya bisa membeli rumah baru dan fasilitas
lainnya, tapi saya tetap merasa rugi. Sebab saya seolah tidak punya temuan,
karena menjadi milik orang lain," terangnya.
Menurut Djoko Pasiro, temuan itu merupakan hasil penelitian yang ia lakukan
selama puluhan tahun, sejak belajar di bangku sekolah.
"Saya bersedia menjelaskan secara ilmiah dan mempraktekkan ke publik
nantinya apabila temuan saya sudah memiliki hak cipta," katanya menjelaskan.
Selain akan menguruskan hak patennya, Pemkab juga berjanji akan membantu
Djoko untuk mencarikan investor nantinya.
"Kami berharap, kalaupun nanti sudah ada investor setelah ada hak paten,
pengembangan lebih lanjut tetap di Pamekasan. Sehingga, kalau harus
diproduksi masal, pabriknya harus di sini," kata Bupati Pamekasan
Kholilurrahman.
Menurut Djoko Pasiro, pihaknya sudah menyiapkan tujuh tipe dari temuannya
itu dan semuanya sudah dihitung secara ilmiah. Masing-masing tipe
menunjukkan besarnya watt yang akan dihasilkan. Yakni antara 2.500 watt
untuk hingga ribuan megawatt dengan biaya sekitar Rp 15 juta hingga ratusan
juta rupiah bergantung pada tipe masing-masing.
"Kalau tipe yang menghasilkan 2.500 watt seperti yang sudah saya coba itu
hanya Rp15 juta. Tapi kalo hingga tipe yang ribuan megawatt tentunya kisaran
ratusan juta," terangnya.
WAH
Sumber : Antara